Sabtu, 20 November 2010

Keadaan Ekonomi Indonesia

KEADAAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2010 DI BANDING TAHUN 2009

KEADAAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2010 DIBANDING 2009
Kita telah mendengar keadaan ekonomi Indonesia yang sangat memprihatinkan, hal ini disebabkan karena Indonesia terlilit hutang  -/+ sebesar Rp.  1.062 Triliun. Wah banyak sekali y?? kira2 sampai kapan Negara tercinta kita akan terbebaskan dari hutangnya, kita doakan saja semoga secepatnya Indonesia terbebas dari hutangnya sehingga rakyatnya akan kembali makmur seperti tahun 1990an.
Utang Rp 116 Triliun yang jatuh tempo tahun 2010
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan melansir bahwa nilai utang jatuh tempo pemerintah Indonesia pada tahun 2010 mencapai Rp 116 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 54 triliun berasal dari utang luar negeri dan Rp 62 triliun berasal dari Surat Berharga Negara (SBN).
Jumlah utang jatuh tempo di 2010 ini, meningkat tajam jika dibandingkan jumlah utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2009 yang besarannya mencapai Rp 29 triliun. Menurut data tersebut, puncak tingginya utang jatuh tempo pemerintah Indonesia adalah pada tahun 2033.
Pada tahun tersebut, jumlah utang jatuh tempo mencapai Rp 129 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 127 triliun berasal dari surat utang eks BLBI ( http://www.scriptintermedia.com )
KONDISI HUTANG INDONESIA
Sisa hutang Indonesia hingga Oktober 2009 adalah sebesar Rp. 1062 Triliun dimana setiap penduduk menanggung Rp. 6,41 juta. Maka untuk mengerti lebih dalam, kita harus tahu mengenai GDP (gross Domestic Product). GDP secara garis besar, menurut Wikipedia, adalah salah satu cara untuk mengetahui keadaan ekonomi suatu Negara.GDP adalah Nilai yang didapatkan dari semua perdagangan produk dan jasa yang dilakukan Negara tersebut dalam satu tahun. Nah,..dengan kata lain, GDP adalah penghasilan suatu Negara. (http://beritabaikdariindonesia.blogspot.com )
INDONESIA OPTIMIS TAHUN 2010
Krisis ekonomi global, yang sudah diprediksi oleh beberapa pengamat satu-dua tahun sebelumnya, mencapai puncaknya pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009. Peluruhan ekonomi ini pada awalnya hanya mengguncang pasar saham dan pasar finansial dunia. Beberapa Bank besar bertumbangan. Tetapi, karena arsitektur ekonomi itu berakit erat satu sama lain, maka krisis kemudian mau tak mau merembet juga ke sektor riil. Beberapa industri otomotif besar lunglai. Ekonomi dunia mengalami kontraksi yang tajam.
Sebagai sebuah negara yang berada dalam pusaran ekonomi Ekonomi Indonesia 2010 Optimistisglobal, Indonesia tentu mengalami dampak peluruhan ekonomi dunia ini. Pada kuartal terakhir tahun 2008, pertumbuhan ekonomi domestik anjlok. Nilai tukar rupiah atas dollar tembus hingga lebih dari Rp 12.000,- per dollar. Indeks pasar modal turun di bawah 2000. Pertumbuhan industri otomotif juga menurun tajam. Kondisi yang lesu ini menjadi saat-saat yang cukup berat bagi perekonomian nasional.
Namun, sebetulnya imbas krisis global tidak terlampau mengoyak perekonomian Indonesia. Pengamat ekonomi, Tjiptono Darmadji, mengatakan di tengah kontraksi tajam yang dialami banyak negara di dunia, Indonesia dikategorikan sebagai negara yang cukup optimistis dengan pertumbuhan ekonominya. “Ekonomi kita pada kuartal keempat tahun 2008 memang jelek dan mengalami kontraksi. Tetapi sepanjang tahun 2009, tanda-tanda pemulihan sudah mulai tampak” tuturnya tatkala ditemui redaksi Kawan Lama News, Kamis, 3 September,2009, di ruang kerjanya, Mid Plaza, Lt. 8- kawasan Sudirman, Jakarta.
Pemerintah dan bank sentral sejauh ini memang dinilai banyak kalangan telah cukup berhasil dalam melakukan langkah antisipasi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal tersebut tercermin dalam kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan nilai tukar yang mampu diarahkan untuk meminimalisasi dampak gejolak ekonomi dunia. Tidak perlu heran bila kemudian IMF menilai bahwa Indonesia menangani krisis keuangan global dengan cara yang tepat. Performa ekonomi Indonesia selama kuartal I/2009 dengan catatan laju produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,4%, menjadi salah satu pertanda tepatnya penanganan perekonomian Indonesia.


(Tjipto Darmadji)
Tjiptono Darmadji mengatakan kondisi ekonomi Indonesia semester I tahun 2009 tidak seburuk seperti yang dibayangkan banyak orang sebelumnya. “Ekonomi kita tumbuh positif. Indonesia bahkan menjadi negara ketiga terbesar pertumbuhan ekonominya di dunia setelah China dan India. Kondisi ini terbilang baik. Ekonomi kita sesungguhnya tangguh,” ujarnya lebih lanjut.
Faktor penunjang ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah tingkat konsumsi masyarakat yang masih tinggi. Dukungan dari sektor industri makanan dan minuman juga lumayan besar. Pasar retail juga tidak terlalu mengalami kelesuan yang signifikan. Kondisi ini diprediksi akan terus berlanjut pada semester II 2009.
Menurut Tjiptono indikator pemulihan ekonomi kita bisa dilihat dari dua hal. Pertama, pasar modal. Sekarang pasar modal mulai bergairah dan indeksnya naik lagi melampaui angka 2000. Nilai tukar rupiah terhadap dollar terus menguat. Kedua, penjualan dari sektor industri otomotif dan retail mulai juga mulai tumbuh positif. Kecenderungan menuju pemulihan ini akan terus berlanjut hingga semeter II tahun 2009.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) meramalkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 bergerak antara 3 hingga 4 persen. Prediksi ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia, pertumbuhannya berkisar antara 3,0 – 4,0 persen. Namun, perkiraan pemerintah lebih optimis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 bisa mencapai 4,5 persen, sambil mengakui bahwa krisis keuangan dan ekonomi global tetap memberi dampak terhadap beberapa sektor ekonomi.
Lalu bagaimana dengan ekonomi Indonesia 2010? Pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 akan terus membaik dan mencapai tingkat pertumbuhan yang positif. Hal ini terjadi menyusul mulai membaiknya perekonomian dunia.
Menteri Keuangan dan Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan lebih dari 5 persen atau mencapai 6 persen bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Oleh karena itu, ketika mengajukannya ke DPR beberapa waktu lalu, pemerintah sepakat memberi target pertumbuhan ekonomi 5-6 persen untuk tahun 2010. Pemulihan perekonomian global di berbagai negara pada kuartal ketiga tahun 2009 ini dinilai akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen tahun depan.
Tjiptono Darmadji lebih optimis lagi. Menurutnya, ketangguhan perekonomian domestik sepanjang tahun 2009 akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 6 persen pada tahun 2010. “Kita harus optimis bahwa hal ini akan tercapai. Sikap optimis membuat Indonesia tetap bertahan dan mampu menghadapi krisis. Jangan pernah pesimis. Kalau kita pemisis, kita tidak akan maju-maju,” ujarnya.
Sikap optimistis pemerintah dan beberapa pengamat mengenai prospek positif ekonomi Indonesia 2010 harus menjadi pelecut bagi dunia bisnis untuk terus melakukan ekspansi. Apalagi pemerintah telah berkomitmen agar seluruh kebijakan, seluruh instrumen dan seluruh sumber daya digunakan untuk menjaga pemulihan ekonomi termasuk APBN. Masalah investasi dan ekspor juga akan menjadi perhatian dalam pembangunan nasional. ( http://kawanlama.com )