Kamis, 24 Februari 2011

Bagaimana Mengerti Cara Bekerja Sistem Perekonomian

Setiap mahasiswa atau lulusan Fakultas Ekonomi dari Universitas Negeri dan Swasta di Indonesia diharapkan telah mengenal apa yang dinamakan dengan Konsep Perputaran Roda Perekonomian (Circular Flow) untuk mengerti cara bekerja sistem perekonomian. Namun demikian bagi masyarakat awam konsep ini masih relatif tidak dipahami, sehingga tulisan ini diharapkan dapat sedikit membantu tujuan memperluas wawasan mereka yang belum mengerti cara bekerja sistem perekonomian di satu negara. Konsep ini biasa dibahas pada bab-bab awal buku teks bacaan paling standar pada tingkat pertama di Universitas. Siapakah yang tidak mengenal pendekar ekonomi seperti Prof Samuelson, Prof Lipsey dan para teknokrat ekonom ternama lainnya.
Melalui pendekatan circular flow kita mencoba mengerti sistem perekonominan ini dengan mengidentifikasi siapa-siapa para pelaku utamanya, dan melihat peran mereka masing-masing. Kemudian kita akan melihat pola keterkaitan kegiatan-kegiatan para pelaku dalam kerangka model sistem perekonomian tertutup. Model digunakan untuk menyederhanakan dan mempermudah pembahasan pola keterkaitan yang dalam realitas sehari-hari terdiri dari ribuan pola kegiatan dan pertukaran ekonomi. Dalam tulisan ini kita akan membahas dua model sistem perekonomian, masing-masing model tertutup dan model terbuka.
Para Pelaku Utama dalam Perekonomian
Ide paling dasar untuk mengerti dan menguasai sistem perekonomian di suatu masyarakat atau negara adalah mengelompokan kegiatan perekonomian menurut peran dan kepentingan pelaku-pelaku utama. Para pelaku utama tersebut terdiri dari:
1. Produsen atau Pengusaha: Yaitu perseorangan atau kelompok perseorangan yang berkumpul secara hukum, dalam bentuk Perseroan Terbatas, CV, koperasi, atau bentuk formal lainnya, yang bertujuan untuk memprodusir barang/produk atau jasa untuk dilempar ke pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan pelaku ini disebut dengan kegiatan produksi. Kepentingan produsen adalah meraih laba.
2. Konsumen: Yaitu perseorangan, rumah tangga atau kelompok organisasi yang memiliki kemampuan dari pendapatannya (biasa disebut dengan daya beli) dan memiliki pilihan-pilihan atau keinginan untuk memenuhi kebutuhan (human wants) mereka di pasar. Kegiatan pelaku konsumen ini disebut dengan kegiatan konsumsi. Kepentingan konsumen adalah memenuhi kebutuhannya dengan memperhitungkan keterjangkauan daya belinya.
3. Lembaga Perbankan dan Keuangan: Merupakan organisasi formal, dapat juga berbentuk kelompok perseorangan, yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi kegiatan perekonomian dengan mengumpulkan dana yang ada dimasyarakat, mengelolanya dan kemudian menyalurkannya dalam bentuk pemberian pinjaman maupun produk jasa keuangan lainnya. Kepentingan lembaga perbankan adalah memfasilitasi proses transaksi dan menyediakan sumber pembelanjaan. Disamping lembaga perbankan masih terdapat lembaga bursa atau pasar modal yang memiliki fungsi menggali dana masyarakat untuk membelanjai keperluan investasi para produsen.
4. Badan Publik dan Pemerintah: Dalam sistem perekonomian suatu negara Lembaga Publik dan Pemerintah berfungsi untuk menjaga kepentingan masyarakat secara umum, menjadi wasit dalam sistem perekonomian pasar, dan mungkin juga memberikan pelayanan publik yang tidak ditangani oleh sektor swasta. Lembaga pemerintah yang utama adalah Bank Sentral, Departemen Keuangan dan Kantor Perencanaan, seperti Bappenas.
Bank Sentral berfungsi menjaga jangan sampai tingkat inflasi, atau kenaikan harga barang dan jasa, melonjak cepat. Bank Indonesia, sebagai bank sentral negara kita, berperan juga dalam mengendalikan stabilitas nilai tukar mata uang rupiah. Kemudian, Departemen Keuangan dapat mengatur perekonomian melalui kebijakan perpajakan dan alokasi anggaran negara. Sedangkan Bappenas berperan melakukan perencanaan proyek-proyek investasi yang dilakukan Pemerintah, dan menjaga sistem perekonomian negara berjalan dengan baik.
Model Perekonomian Tertutup.
mkr2-roda-ekon2.jpgProdusen dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan penjualan dan pembelian di pasar yang saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.
Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian kita memerlukan lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan. Lembaga perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat, yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya.
Pergerakan sektor ekonomi dari produsen, biasa disebut oleh para ekonom dengan perkembangan sektor riil, yang perkembangannya dapat diketahui secara tidak langsung dengan memonitor antara lain data perkembangan pemberian fasilitas kredit baru oleh perbankan nasional dan data perkembangan produksi dari berbagai kegiatan sektor ekonomi.
Sistem perekonomian sederhana tersebut dalam keadaan normal biasanya akan berjalan dengan sendirinya, tanpa perlu pengaturan yang ketat dari Pemerintah. Dan memang inilah yang biasa didambakan oleh para teknokrat ekonomi klasik, bahwa pasar dapat mengatur segalanya dengan baik dan sempurna. Dengan perkataan lain seolah-olah sistem perekonomian tersebut akan bekerja secara otomatis melalui tangan kuat yang mengaturnya dari luar, atau biasa disebut dengan the invisible hand.
Tetapi sayangnya dalam kenyataan, mekanisme pasar ini tidak dapat memberikan jaminan bahwa model sistem perekonomian sederhana ini dapat berjalan dengan sempurna, tanpa distorsi atau kerugian bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas. Banyak kasus dilaporkan di banyak negara berkembang, terdapatnya kenyataan mekanisme pasar bebas yang tetap menghasilkan banyak kekurangan, kejanggalan maupun kecurangan, atau kerugian di pihak konsumen. Dalam jangka panjang sering terjadi kecenderungan pengelompokan produsen tertentu yang menguasai pangsa pasar secara dominan. Dan masih banyak kejanggalan-kejanggalan lainnya dari sistem mekanisme pasar bebas ini.
Guna menetralisir atau mengurangi kemungkinan kerugian tersebut, maka diperlukan peran pemerintah atau Lembaga Publik yang berfungsi melakukan koreksi-koreksi atas sistem pasar yang tidak efisien dan tidak adil. Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan perpajakan, pengenaan tarif atau pelarangan-pelarangan yang diberlakukan pada ketiga pelaku ekonomi utama ini. Bank Indonesia, misalnya dapat melakukan kegiatan monitoring dan pengaturan manajemen perbankan nasional secara umum dengan mengeluarkan ketentuan ketentuan tentang prudential banking practices.
Protes atas kecurangan-kecurangan yang dilakukan pengusaha sering dilontarkan oleh lembaga konsumen , seperti pada kasus-kasus tidak dipenuhinya persyaratan kinerja, kelengkapan komponen produk dan kualitas atas barang atau jasa dikonsumsi atau dibeli oleh konsumen.
Model Perekonomian Terbuka.
Sejauh ini kita masih memperlakukan sistem kegiatan ekonomi pasar secara tertutup. Artinya kita belum memasukkan peran sektor luar negeri ke dalam sistem perekonomian tersebut. Pada sistem perekonomian yang terbuka, kita melihat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangannya ke negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor keperluan bahan mentah dan bahan penolong maupun komponen mesin atau barang jadi dari luar negara kita.
Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari sektor luar negeri, seperti kreditor-kreditor swasta luarnegeri dan lembaga keuangan internasional, seperti Asia Development Bank (ADB), World Bank dan International Monetary Fund (IMF). Terakhir kita dihadapkan lagi pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the borderless economy), yang biasa disebut dengan the global economy, yang bentuk dan sepak terjangnya belum kita mengerti secara utuh. Isu globalisasi dari perekonomian ini akan dibahas tersendiri dalam tulisan lain.
Seluruh kegiatan para pelaku ekonomi dari luar negeri ini dapat diketahui dan dimonitor perubahannya melalui analisis pendapatan nasional, laporan neraca APBN dan laporan neraca transaksi berjalan. Topik ini dibahas dalam tulisan tersendiri dengan judul “Bagaimana Mengukur Kinerja Perekonomian di satu Negara”. Dengan demikian baik para produsen, lembaga perbankan dan lembaga keuangan serta pemerintah dapat merencanakan dan melakukan kegiatannya masing-masing dengan baik dan terprogram. Sedangkan bagi kita masyarakat awam, pemahaman ini bermanfaat untuk segera mengetahui bagaimana perekonomian di suatu negara telah dan akan berkembang di kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar